aku ke toilet dulu ya, kalian tunggu disini” ujar ku kepada Ade dan
Widya sambil terburu buru ke toilet sekolah yang letaknya tak jauh dari
ruang kelas ku.
Sesampainya di toilet aku melihat kotak berwarna biru yang terletak
di bibir bak yang air nya tak penuh lagi, “kotak apa itu?” kata ku dalam
hati sambil memperhatikan kotak itu dengan seksama, “heeemm bagus juga
ni kotak, tapi punya siapa? Ah sudah lah mending aku bawa saja ke kelas
dan ku tanyakan pada Ade siapa tahu dia pernah liat kotak ini” pikir ku.
Kupegang kotak biru itu sambil berjalan menuju ruang kelas tapi entah
mengapa medadak ada yang aneh dengan suasana di sekeling ku, suasana
yang biasanya ramai kini tiba tiba sunyi dan sepi, dan sesampainya aku
di kelas sejauh aku melihat tak ada seorang pun kecuali perempuan cantik
yang duduk di sudut belakang, “kemana teman teman ku kemana Ade, Widya
kemana semua orang? Dan siapa dia” begitu banyak pertanyaan yang muncul
dalam otak ku.
“hei Salma” sapa Yuni dengan memukul ku dan menyadarkan ku bahwa aku
masih berdiri di depan pintu toilet sambil memegang kotak biru “woy
ngapain kamu disini, pake ngelamun segala” Tanya yuni dengan wajah
heran.
“e.. a. anu gak apa apa” jawab ku bingung.
“kamu kenapa Salma? Sakit?” Tanya Yuni sambil memegang kening ku.
“ah engak kok, aku ke kelas duluan ya” ujar ku bergegas ke kelas.
Jadi tadi aku masih di depan toilet, terus yang jalan ke ruang kelas
tadi siapa?, Roh aku?. Dan perempuan yang di kelas tadi siapa? Apa ini
Cuma ilusi? Tiba tiba pertanyaan pertanyaan yang tak ku tahu jawabannya
itu muncul begitu saja di otak ku.
Sesampainya aku di ruang kelas aku langsung duduk si samping Ade, dengan wajah bingung.
“eh kenapa kok keliatan bingung gitu?” tanya Ade sambil keheranan melihat ekspresi wajah ku.
“itu apa?” Widya menunjuk kotak biru yang aku bawa. Namun aku masih diam
terpaku dengan sekelumit pertanyaan yang muncul di otak ku.
“Mon, Mon” pangil Ade dengan menggoyang goyangkan badan ku.
“ah.. apa si, sakit tau” gerutu ku pada mereka.
“abis kamu si ditanya kenapa malah bengong, bukan nya jawab”
“iya kayak orang kesambet tau gak” tambah widya
“idih siapa juga yang kesambet”
“kalo gak kesambet, terus apa dateng dateng langsung diem terus ditanya gak jawab”
“kalo aku kesambet udah nyekek kalian kali, haha.”
“iy tu bener, de udah mati kita dicekik nenek gerondong ini. eh itu kotak apaan si Mon?” tanya Widya penasaran
“sial ini kalo aku nenek gerondong kalian apa buyut gerondong? Oh ini gak tau aku nemu kotak ini di toilet”
“terus kenapa kamu ambil tuh kotak, ntar yang punya nyariin”
“abis kotaknya bagus si jadi aku ambil heehhee..” jawab ku nyengir.
“huu dasar tar kalo yang punya nyari baru tau kamu” kata Ade.
“tet.t…t..tt..” bunyi bel tanda istirahat usai, kami pun kembali ke
tempat duduk masing-masing dan menunggu jam pelajaran selanjutnya. Tapi
aku masih bingung dengan apa yang baru aku alami beberapa menit yang
lalu, apa itu semua, apa sekedar hayalan ku saja tapi kalau hayalan
mengapa gadis tadi nyata, ah sudah lah mungkin aku hanya lelah karena
olah raga tadi.
Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi, aku dan yang lain
merapikan buku yang di meja dan bersiap siap pulang. Tidak seperti
biasanya hari ini aku pulang sendirian, tidak bersama Ade karena ia
hendak pergi bersama Widya, “yah terpaksa naik angkot sendiri” kata ku
sambil memegang kotak biru yang ku temukan tadi. Saat aku hendak naik
angkot tiba tiba perempuan cantik yang aku lihat dalam ilusi ku itu ada
di dalamnya duduk paling pojok dengan rambut yang tergerai menutupi
sebagian matanya dan wajahnya masih seperti tadi Nampak pucat seperti
mayat hidup. Seketika detak jantungku berdetak semakin kencang. “woi
cepet dikit naiknya lelet amat si bukan situ aja yang mau naik tapi kita
juga”, suara teriakan penumpang yang hendak naik memecahkan pandangan
ku terhadap perempuan tadi. Aku langsung naik dan duduk di kursi dan
kulihat lagi perempuan itu tak ada di pojok kursi di dalam angkot.
“kemana perempuan itu?” kata ku dalam hati. “apa ini ilusi lagi” tanya
ku.
Sepanjang perjalanan aku hanya melamun memikirkan kejadian aneh yang
ku alami hari ini. Entah ini nyata atau tidak yang ada di otak ku
sekarang adalah siapa perempuan itu, mengapa setiap kejadian aneh dia
selalu ada, siapa dia?
Entah apa yang terjadi pada ku hari ini aku pergi sekolah pagi pagi
sekali tidak seperti biasa nya yang selalu pergi jika matahari telah
bersinar terang. “kayaknya kepagian ni aku datengnya” kata ku sambil
melewati koridor sekolah yang masih sepi dan terasa dingin.
“heegeeeheehsss” suara tangis dari arah sudut ruang kelas XII ipa 2,
langsung aku terdiam seingat ku tak ada seorang pun di kelas itu saat
aku melewatinya tadi, lalu siapa yang menangis. Kurasakan bulu kuduk ku
berdiri dan ketakutan menerpa badan ini ingin rasanya aku lari tapi
entah mengapa aku hanya bisa berdiri kaku di balik pintu di depan kelas
itu. Selang lima menit tangisan itu berhenti dan tubuh ku bisa
digerakkan lagi. aku takut dengan apa yang terjadi tapi ku coba
beranikan diri untuk melihat siapa yang menangis, saat aku lihat suasana
kelas itu masih sama dengan yang aku lewati beberapa menit yang lalu
sepi belum ada satu orang pun di sana. “oh tuhan jadi siapa yang
menangis tadi?” badan ku terasa lemas dan aku terduduk di lantai ruang
kelas. “Salma” pangil Yuni yang baru datang dan melihat ku tertunduk
lemas “kok kamu di sini bukan ke kelas mu, loh kamu pucat, kamu sakit
ya?” tanya yuni penuh kecemasan.
“ah engak kok Yun, aku baik baik aja, iya ya aku salah masuk kelas ni kayak nya” jawab ku nyengir
“hahha.. dasar aneh, eh tumben dateng pagi biasa nya telat mulu” ledek Yuni
“hehehe iy ni, alarm pagi ini jitu bisa buat aku bangun pagi” ujar ku sambil berdiri “aku ke kelas dulu ya, dadah”
Aku berjalan ke kelas Yuni hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan
ku hari ini, sampainya di kelas ternyata sudah ada yang datang dan dia
pun heran melihat ku hari ini datang sepagi ini.
Namun aku hanya mengacuhkannya aku masih takut akan kejadian yang ku
alami barusan, sungguh aneh kenapa kejadain ini berlanjut terus, pertama
kotak yang ku temukan di toilet ke dua ilusi yang nyata itu dan ke tiga
tangisan wanita tadi, apa mungkin ini semua berhubungan?, tapi setiap
kejadian aneh itu muncul kenapa perempuan itu selalu ada, siapa dia?,
apa maunya?, “woi, pagi pagi udah ngelamun” bentak Ade memecahkan
lamunanku
“buset kaget tau, ampir copot ni jantung” jawabku kaget
“hhaha.. kamu si aneh pagi pagi ngelamun, lagian tumben dateng pagi?” tanyanya
“eh aturan kamu tu bersyukur aku dateng pagi jadi kamu bisa liat kecantikan aku pagi pagi ahhaha” canda ku
“ih PD amat si jadi manusia” ujarnya ilfil
“De aku mau cerita sesuatu” ujar ku serius
“cerita apa si?, serius amat”
Aku pun menceritakan hal yang ku alami beberapa hari ini, namun Ade
hanya tertawa mendengar cerita dari ku, Ade malah bilang kalau aku ini
paranoid. Tapi masa si kejaadian yang terjadi ini hanya ketakutan ku
saja, jika ini ketakutan ku semata kenapa perempuan itu selalu hadir
dalam setiap ilusi ini.
Semenjak kejadian tangisan yang kudengar itu hal hal aneh lain pun
datang silih berganti mulai dari suara jeritan di rumah, piring jatuh,
pintu yang terbuka sendiri padahal saat itu tak ada seorang pun di
rumah. Bahkan mimpi mimpi buruk yang ku alami, tapi anehnya mimpi buruk
itu selalu terulang ulang. Di mimpi itu aku berada di ruang kosong
dengan seorang perempuan, dan perempuan itu duduk di kursi sambil
memegang kotak biru yang sama persis yang kutemukan di toilet waktu itu,
dia memegang kotak itu dengan rambut yang acak acakan, baju yang robek
di sana sini, dan tangannya banyak bekas cakaran, matanya menerawang
jauh, seakan dia tak mau hidup lagi. dan seperti yang kupikirkan
perempuan itu memang tak mau hidup lagi, ia berdiri dengan badan
sempoyongan dan mengambil gunting di tasnya lalu memotong urat nadinya
hingga darah memancar dari luka di tangan nya, darah itu mengenai baju
ku. aku menjerit namun tak ada seorang pun yang mendengar jeritan itu,
dan perempuan itu melemparkan kotak biru kepada ku kemudian dia
meninggal. Setiap perempuan itu meninggal aku selalu terbangun dan
ketakutan.
Suatu malam mimpi itu datang lagi tapi anehnya saat aku terbangun
dari mimpi itu tangan kiri ku memegang selembar kertas yang bertuliskan
“bantu aku!!!. Cari tahu Nur Aisyah!! Tolong!!” dengan tinta darah. Aku
merasakan ketakutan yang mendalam saat membacanya, dan berharap ini Cuma
bagian dari mimpi buruk ini. Tapi kenyataannya tidak kertas itu benar
nyata dan sekarang ada di tangan ku. kuputuskan untuk mencari tahu siapa
Nur Aisyah itu, tapi dari mana aku harus memulai mencarinya, saat
pertanyaan itu menggeliat di otak ku, entah bagaimana bisa terjadi aku
seperti berada dalam ruang perpustakaan sekolah dan di sana terdapat
perempuan yang sering masuk dalam mimpi mimpi ku, dan tepat saat aku
memandang perempuan itu seketika aku tersentak dan kembali ke dunia ku,
seolah olah aku mempunyai indra ke enam dan bisa masuk ke alam lain.
Tapi itu semua tak menjadi pikiran ku yang sekarang aku lakukan adalah
mencari tahu siapa Nur Aisyah, dan sepertinya pencarian ini akan dimulai
dari perpustakaan sekolah.
Saat pulang sekolah aku menyibukkan diri dengan mencari tahu siapa
Nur Aisyah itu, ku mulai pencariaan dari daftar alumni dari alumni
pertama namun tak membuahkan hasil buku itu sudah banyak yang terputus
dan sepertinya tak mencakup keseluruhan murid, lalu ku lanjutkan dengan
album foto alumni, ku buka lembar demi lembar album itu sampai aku
menemukan nama “Nur Aisyah” yang tercantum dalam foto angkatan 1997,
wajah nya persis dengan perempuan yang muncul dalam mimpi dan semua
kejadian aneh yang ku alami selama ini, namun di album ini terlihat
lebih cantik dan bersemangat.
Setelah aku mendapatkan informasi bahwa dia alumni SMA Tri Saktya
angkatan 1997, segera aku mencari informasinya di daftar riwayat siswa,
yap kudapatkan juga nama nya Nur Aisyah, lahir di Bandung 29 april 1981,
ia anak ke dua dari bapak Wiranto dan ibu Kasiem, dia mempunyai seorang
kakak bernama Firdaus. Nur aisyah diterima di SMA di bangku kelas 2
ipa, ia murid yang cerdas yaitu dengan bukti dia tercatat sebagai
peserta olimpiade fisika tingkat provinsi. Dia tinggal di jln mawar no
45.
Setengah harian aku habiskan waktu untuk mencari info tentang dirinya
kuputuskan untuk pulang, saat aku melintasi ruang XII ipa 2, rasa takut
itu kembali hadir dan membuat aku berdiri kaku, ku lirik jauh ke dalam
ruang kelas dan ku temukan Nur Aisyah sedang duduk melamun, sontak aku
terkejut dan ketakutan setengah mati. Saat aku hendak lari, kaki ini
terasa kaku dan memaksa ku untuk tetap berdiri ketakutan, Nur Aisyah pun
berdiri dari tempat ia duduk dan berjalan keluar kelas melewati ku
dengan tatapan kosong ia menatapku dan menunjuk ke arah gudang kosong di
samping laboratorium fisika. Perasaan ku makin tak menentu ketakutan
sekaligus penasaran, saat aku memperhatikan gudang kosong itu Nur Aisyah
sudah menghilang dan kaki ku bisa digerakkan lagi, apa yang
ditunjukkannya pada ku apa yang ada di ruangan itu. “ah sudah lah, sudah
hampir maghrib besok aja aku cari tahu apa yang ada di gudang kosong
itu” ujar ku dalam hati.
Keesokan harinya aku sengaja datang pagi pagi untuk melihat apa yang
ada di gudang itu, dari luar gudang itu Nampak seperti gudang biasa yang
penuh dengan kursi dan meja rusak, saat aku hendak mengintip tiba tiba
pak Darman mengagetkanku “eh alah anak gadis kok manjat manjat ngintip
koyongono” katanya sambil memegang sapu, dia memang penjaga sekolah ini,
dia sudah lama bekerja sebagai penjaga sekolah katanya sih dia bekerja
sejak sekolah ini pertama kali didirikan.
“hehhe enggak kok pak gak ngintip, pengen liat aja apa isi gudang ini” kilah ku sambil nyengir
“oalah bocah ngawur, yo iki gudang isi ne pasti barang barang seng wes ra di pake lagi”
“iya pak bener juga ya, bapak pinter juga ya”
“hem mbak e ki ngeledek, mbok yo ojo ngono mbak”
“hahha enggak kok pak, bapak tu pinter lagi, eh pak saya boleh nanya sesuatu gak”
“nanya apo to mbak”
“pak Darman kan kerja di sekolah ini udah lama, bapak pernah kenal gak sama Nur Aisyah siswa sini dulu” tanya ku panjang,
“Aaaiisyah?” wajah pak darman ketakutan
“ia pak Aisyah”
“maap mbak saya gak tau mbak, saya gak tau” ujarnya bergegas
meninggalkan ku, namun tiba tiba angin dingin datang menerpa tubuh ini
dan suara itu muncul “pak Darman, paak tolong pak tolong aku, beritahu
dia beri tahu dia paak” suara Aisyah membuat ketakutan pak Darman makin
jadi. Setelah suara itu perlahan hilang, aku bergegas mendekati pak
Darman, namun langkah ku terhenti saat pertanyaan keluar darinya yang
setengah ketakutan.
“mbak tau Aisyah dari mana” wajahnya masih sangat ketakutan
“saya gak tau banyak si pak, tapi semenjak dia sering ganggu saya, sedikit sedikit saya cari informasi tentangnya”
“ahh? Mbak diganggu Aisyah?” tanyanya makin terkejut
“ia pak, bapak tadi udah denger kan dia minta bantuan dari bapak, saya pengen tahu siapa dia”
“iya mbak, baik baik saya akan cerita, sebenernya begini lo mbak
ceritanya, waktu itu Aisyah adalah siswi baru di SMA ini, dia ayu tenan,
semua pria di sekolah ini menyukai dia, selain dia ayu dia juga pinter
lo mbak, lebih lagi dia baik hati, dia sering ngobrol dengan saya
tentang cara ngerawat bunga, dia itu sopan mbak, kalo menurut saya dia
itu gadis yang sangat sempurna, tapi…” pak Darman menghentikan
pembicaraannya
“tapi apa pak?” tamya saya penasaran
“tapi nasib dia mbak ndak beruntung, waktu itu hari selasa pagi se sma
ini heboh mbak, soalnya Aisyah ditemukan mati mbak di gudang ini, yang
buat serem itu lo mbak dia mati dikelilingi darah yang ngalir dari
tangan kirinya mbak, terus rambutnya acak acakan baju nya banyak robek
mbak, dugaan orang si dia mati bunuh diri karena depresi mbak” jelasnya
panjang
“oo gitu ya pak, terus setelah dia meninggal gimana?” tanya ku lagi
“yo setelah Aisyah meninggal banyak kejadian aneh di sekolah ini,”
“kejadian aneh gimana pak?” potong ku
“yo kejadian aneh, kadang ada murid yang gak sengaja lihat dia, terus
ada guru juga waktu itu lihat dia, aneh to mbak, terus yo mbak yang aneh
lagi itu 2 siswa pria yang dulu sering ngejar ngejar dia malah
ketakutan terus kalo di sekolah, terus e mbak 3 minggu setelah kematian
Aisyah ke 2 pria itu pun ditemukan mati di tempat yang sama, entah tanpa
hal yang jelas yang saya tahu 2 pria itu mati dengan wajah ketakutan”
jelasnya kembali
“terus dulu Aisyah punya pacar gak pak?”
“kalo yang itu saya kurang tahu mbak tapi dulu gossip gossip nya dia
suka sama Ryan temen sekelasnya juga kalo ndak salah” jawabnya ragu
“oo gitu ya pak, ya udah deh pak saya masuk kelas dulu ya”
“oh iya monggo neng” jawabnya
“Nur Aisyah wanita cantik pintar baik hati, apa yang membuatnya bunuh
diri?” tanya ku dalam hati. Apa karena dia patah hati, tapi kalau patah
hati kenapa 2 pria yang diceritakan pak darman tadi mati di tempat yang
sama dengan aisyah. “huh” kuputuskan pulang sekolah akan masuk ke
gudang kosong itu.
Saat pulang sekolah ku beranikan diri untuk masuk ke gudang itu,
kucari celah agar aku bisa masuk ke dalamnya, dan akhirnya kudapatkan
celah itu, aku masuk leawat jendela yang berada di bagian belakang
gudang. Saat kaki ku menapakkan pijakan di lantai bulu kuduk ku
merinding, jantungku berdebar keras, dan hal itu terulang aku seolah
terseret kem asa lalu, melihat aisyah diseret oleh dua orang pria ke
dalam gudang, aisyah berusaha memberontak namun apa daya pria itu lebih
kuat dari nya, mulutnya dibekap dengan saputangan, lalu pria itu merobek
baju aisyah dan mereka memperk*sanya, Aisyah meronta ronta namun mereka
tak menghiraukannya, setelah selesai mereka meninggalkan Aisyah begitu
saja, dengan wajah kusut pikiran yang tak karuan. Aisyah mengambil
gunting dan bunuh diri. Darahnya mengalir deras dari pergelangan
tangannya. Saat darah itu memercik ke tubuh ku aku tersadar kembali, dan
kulihat tak ada sedikit pun darah menempel di baju ku.
Saat aku melirik ke samping sepertinya arwah Aisyah sedang
memperhatikanku dia mendekat dan berkata “tolong aku, sebenarnya saat
kejadian itu aku punya janji dengan Ryan di taman belakang sekolah, aku
membawa kotak yang sekarang ada padamu, namun saat aku menuju kesana aku
dihadang oleh dua bajingan itu, aku dibawanya ke sini dan hal itu pun
terjadi, sebenarnya aku hendak memberikan kotak itu kepada Ryan, karena
dalam kotak itu ada jawaban atas pernyataan cintanya kepada ku, dan aku
yakin dia menunggu jawaban itu. Dan Cuma kau yang bisa menolong ku,
tolong aku berikan kotak itu pada nya” katanya memohon pada ku.
“baik akan kuberikan pada nya” setelah aku mengucapkan itu seketika
Aisyah hilang, dan aku bergegas ke luar dari gudang dan mencari tahu
tentang keberaadaan Ryan sekarang.
Sama hal nya cara aku mencari informasi tentang Aisyah cara itu pun
ku gunakan untuk mencari informasi tentang Ryan dan yap aku dapatkan dia
sekarang bekerja di percetakan di jalan wahidin. Setelah ku mendapatkan
informasi itu aku segera kesana sambil membawa kotak biru Aisyah.
Sesampainya di sana aku harus menunggu beberapa jam untuk menemuinya.
Saat kami pertama kali bertemu dia heran dan tak pernah merasa kenal
dengan ku. namun saat aku menyebutkan Aisyah wajahnya yang tampan
mendadak dihiasi kesedihan, lalu ku ceritakan semua hal yang terjadi
pada diri ku dan bagaimana aku bisa tahu aisyah awalnya ia tidak percaya
sampai aku mengatakan kalau mereka merencanakan pertemuan di belakang
taman namun Aisyah tak kunjung datang, dia bertanya “darimana kau tahu
semua itu?” tanyanya heran kepada ku “Aisyah, Aisyah yang
menceritakannya pada ku” jawabku. Lalu aku ceritakan kenapa dia tidak
datang memenuhi janji nya, Ryan seketika terkejut, namuan saat aku
menyodorkan kotak biru Aisyah, dia diam, dan memperhatikannya. “ok udah
ya, aku udah sampein keinginan aisyah sama kamu, sekarang terserah kamu
kotak itu mau kamu apain” ujar ku polos namun tak ada respon yang
ditunjukkan oleh Ryan. Aku pun pergi meninggalkan nya namun saat langkah
ku tak terlalu jauh suara ryan memanggil ku “tunggu,” cegah nya
menghentikan langkahku, aku menoleh dan menghampirinya “apa?” tanya ku.
“terimakasih atas semuanya” ucap Ryan. “oh gak masalah aku seneng seneng
aja ngelakuin nya” jawab ku santai “ya udah deh aku balik ya, udah sore
ni” lanjutku. “ya udah makasi ya sekali lagi” jawab Ryan.
Saat di jalan menuju rumah aku ngeliat Aisyah tersenyum menatap ku,
mungkin itu ucapan terima kasih dari nya, dia Nampak cantik dan
pandangannya tak kosong lagi. dan kuharap dia bahagia atas semua yang
kulakukan dan semoga dia tenang di alam nya.
Sejak kejadian itu hidup ku kembali normal tak ada kejadian aneh,
suara suara aneh, atau mimpi mimpi buruk yang menghantui seperti yang ku
alami akhir akhir ini, semua kembali seperti biasa dan aku tetap
menjadi diri ku yang selalu datang telat ke sekolah dan aku bahagia.
Meski aku tak cantik dan tak pintar tapi aku tahu hidup ku bisa
bermanfaat bagi orang lain atau setidaknya makhluk lain lah
Selasa, 21 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar